Denpasar Bali, Vonisnews.com – Selama beroperasi, Bus Trans Metro Dewata menjadi andalan transportasi masyarakat kecil di wilayah SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan).
Dengan tarif terjangkau, layanan bus ini tidak hanya membantu mobilitas warga tetapi juga menjadi solusi mengatasi kemacetan akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi.
Namun, sejak Januari 2025, operasional Bus Trans Metro Dewata resmi dihentikan terkait rasionalisasi anggaran dari Kementerian Perhubungan.
“Sangat disayangkan kalau layanan bus ini harus berhenti. Padahal manfaatnya besar bagi masyarakat kecil,” ujar I Ketut Eddy Dharma Putra, perwakilan Operasional Angkutan Bus Trans Metro Dewata, Kamis (9/1/2024).
Diluncurkan sejak September 2020, layanan ini merupakan bagian dari program “Buy the Service” Kementerian Perhubungan di 14 kota, termasuk Medan, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar. Di Bali, Gubernur Wayan Koster meresmikan layanan ini bersama Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiadi, pada masa pandemi COVID-19.
Bus Trans Metro Dewata mulai menggantikan kebiasaan penggunaan kendaraan pribadi di perkotaan. “Ini perlahan mengurangi kemacetan dan membuka lapangan kerja,” jelas Eddy.
Pengamat transportasi dan tata ruang perkotaan, Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan, menyayangkan penghentian operasional bus tersebut.
“Dengan pertumbuhan kendaraan pribadi yang tinggi, kota makin macet. Bus Trans Metro Dewata adalah solusi efektif,” katanya.
Menurut Putu, layanan ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat kecil, tetapi juga menjadi strategi penataan transportasi perkotaan yang lebih baik. Ia berharap Pemerintah Provinsi Bali mencari solusi agar layanan bus dapat dioperasikan kembali.
“Selain mengurangi kemacetan, layanan ini membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya.(BUDI)