Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Outlook Geopolitik Indonesia 2025 di Tengah Ancaman Resesi Global: Pemuda Demokrat Soroti Tekanan Barat terhadap Kemandirian Ekonomi

najibpabean
78
×

Outlook Geopolitik Indonesia 2025 di Tengah Ancaman Resesi Global: Pemuda Demokrat Soroti Tekanan Barat terhadap Kemandirian Ekonomi

Sebarkan artikel ini
581a674d8f30ff8cb4d4230a759ed058d8164345a150688a208954e3d6b235b7.0
Example 728x90

SURABAYA, Vonisnews.com – Diskusi daring yang diselenggarakan oleh DPC Pemuda Demokrat Indonesia Kota Surabaya pada Senin (30/12) mengangkat tema “Outlook Geopolitik Indonesia 2025 di Tengah Ancaman Resesi Global.

” Dalam forum ini, Hendrix, seorang aktivis dan akademisi, memaparkan analisisnya tentang pola tekanan yang diterapkan Barat terhadap negara-negara dengan kebijakan ekonomi-politik independen, termasuk Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Example 300x600

Pemuda Demokrat Indonesia (PDI), organisasi pemuda independen berideologi Marhaenisme, menegaskan komitmennya untuk mendukung kedaulatan bangsa dan kesejahteraan rakyat kecil.

Dalam diskusi ini, Hendrix menyebut bahwa Organised Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) seringkali menjadi alat politik untuk mendiskreditkan pemimpin-pemimpin dunia yang menolak dominasi Barat.

Hendrix menguraikan pola yang jelas dari OCCRP, yang kerap menargetkan pemimpin negara seperti Bashar al-Assad, Vladimir Putin, Nicolas Maduro, hingga Jokowi. Ia menilai bahwa serangan ini adalah bentuk tekanan politik yang bertujuan melemahkan kedaulatan ekonomi negara-negara tersebut.

“Assad, Putin, Maduro, dan Jokowi diserang karena kebijakan mereka bertentangan dengan kepentingan negara-negara besar Barat. Mereka mendorong kemandirian ekonomi dan politik yang dianggap mengancam dominasi global Barat,” jelasnya.

Menurut Hendrix, kebijakan Jokowi seperti hilirisasi sumber daya alam dan penguatan BUMN telah mengubah posisi Indonesia di panggung global. Ia menyebut serangan OCCRP yang menempatkan Jokowi sebagai salah satu tokoh “terkorup” dunia 2024 adalah upaya melemahkan kebijakan tersebut.

“Kebijakan hilirisasi dan kerja sama strategis dengan negara-negara non-Barat membuat pihak tertentu merasa terancam. Serangan ini juga merupakan bentuk tekanan terhadap Presiden Prabowo Subianto, yang dipandang akan melanjutkan kebijakan Jokowi,” ujar Hendrix.

Hendrix juga mempertanyakan independensi OCCRP, yang menurutnya mendapat pendanaan dari lembaga-lembaga donor Barat seperti USAID dan Open Society Foundations milik George Soros. Ia menilai OCCRP lebih sering menargetkan negara-negara non-Barat dibandingkan memaparkan skandal besar di dunia Barat.

“Jika OCCRP benar-benar independen, mengapa kasus besar di negara-negara Barat jarang diangkat? Ini adalah bagian dari perang narasi untuk melemahkan negara-negara yang berusaha mandiri,” tegasnya.

Dalam penutupnya, Hendrix menyerukan masyarakat Indonesia untuk kritis terhadap narasi yang dibangun oleh lembaga internasional. Ia menegaskan bahwa mempertahankan kedaulatan bukan hanya soal fisik, tetapi juga melindungi narasi yang memengaruhi stabilitas bangsa.

“Kita harus menjaga kepercayaan pada pemimpin yang membangun bangsa. Jangan biarkan narasi eksternal merusak fondasi kedaulatan Indonesia,” tutupnya.(red)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *